Bismillah...

Teknik Kompilasi

Pengantar

Kompilator (compiler) adalah sebuah program yang membaca suatu program yang ditulis dalam suatu bahasa sumber (source language) dan menterjemahkannya ke dalam suatu bahasa sasaran (target language).
Proses kompilasi dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar :
1. analisa  : program sumber dipecah-pecah dan dibentuk menjadi bentuk antara (intermediate representation)
2. sintesa  : membangun program sasaran yang diinginkan dari bentuk antara

Fase-fase proses sebuah kompilasi adalah sebagai berikut :



Program sumber merupakan rangkaian karakter. Berikut ini hal-hal yang dilakukan oleh setiap fase pada proses kompilasi terhadap program sumber tersebut :

1. Penganalisa leksikal : membaca program sumber, karakter demi karakter. Sederetan (satu atau lebih) karakter dikelompokkan menjadi satu kesatuan mengacu kepada pola kesatuan kelompok karakter (token) yang ditentukan dalam bahasa sumber. Kelompok karakter yang membentuk sebuah token dinamakan  lexeme untuk token tersebut. Setiap token yang dihasilkan disimpan di dalam  tabel simbol. Sederetan karakter yang tidak mengikuti pola token akan dilaporkan sebagai token tak dikenal (unidentified token).
Contoh : Misalnya pola token untuk  identifier  I  adalah : I =  huruf(huruf|angka)*.
Lexeme ab2c dikenali sebagai token sementara lexeme 2abc atau abC tidak dikenal.

2. Penganalisa sintaks : memeriksa kesesuaian pola deretan token dengan aturan sintaks yang ditentukan dalam  bahasa sumber. Sederetan token yang tidak mengikuti aturan sintaks akan dilaporkan sebagai kesalahan sintaks  (sintax error). Secara logika deretan token yang bersesuaian dengan sintaks tertentu akan dinyatakan sebagai pohon parsing (parse tree).
Contoh : Misalnya sintaks untuk ekspresi if-then E adalah : E → if  L  then, L → IOA,
I = huruf(huruf|angka)*,  O → <|=|>|<=|>=,  A → 0|1|...|9.  Ekspresi
if a2 < 9 then adalah ekspresi sesuai sintaks; sementara ekspresi if a2 < 9 do
atau if then a2B < 9 tidak sesuai. Perhatikan bahwa contoh ekspresi terakhir juga mengandung token yang tidak dikenal.

3. Penganalisa semantik : memeriksa token dan ekspresi dari batasan-batasan yang ditetapkan. Batasan-batasan tersebut misalnya :
a. panjang maksimum token identifier adalah 8 karakter,
b. panjang maksimum ekspresi tunggal adalah 80 karakter,
c. nilai bilangan bulat adalah -32768 s/d 32767,
d. operasi aritmatika harus melibatkan operan-operan yang bertipe sama.

4. Pembangkit kode antara : membangkitkan kode antara (intermediate code) berdasarkan pohon parsing. Pohon parse selanjutnya diterjemahkan oleh suatu penerjemah yang dinamakan  penerjemah berdasarkan sintak  (syntax-directed translator). Hasilpenerjemahan ini biasanya merupakan perintah tiga alamat (three-address code) yang merupakan representasi program untuk suatu  mesin abstrak. Perintah tiga alamat bisa berbentuk quadruples  (op, arg1, arg2, result),  tripels  (op,arg1, arg2). Ekspresi dengan satu argumen dinyatakan dengan menetapkan arg2 dengan - (strip, dash)

5. Pengoptimal kode : melakukan optimasi (penghematan  space dan waktu komputasi),jika mungkin, terhadap kode antara.

6. Pembangkit kode : membangkitkan kode dalam bahasa target tertentu (misalnya bahasa mesin).


Berikut ini akan diberikan sebuah contoh skema penerjemahan suatu ekspresi dalam bahasa sumber, yaitu : position := initial + rate * 60.


Keterangan :
- id adalah token untuk identifier. Tiga lexeme untuk token ini adalah position, initial, dan rate.
- penganalisa semantik secara logika membangkitkan pohon parse.
- penganalisa semantik mendeteksi mismatch type. Perbaikan dilakukan dengan memanggil procedure inttoreal yang mengkonversi integer ke real.
- quadruples dari : temp2 := id3 * temp1 adalah (*,id3,temp1,temp2), id1 := temp3 adalah (assign,temp3,-,id1), temp1 := inttoreal(60) adalah (inttoreal,60,-,temp1).
- pembangkit kode dalam contoh ini menghasilkan kode dalam bahasa mesin.